BEKABAR.ID, KUALATUNGKAL - Pasca mutasi dokter spesialis Hemodialisa (HD) dari
RSUD Daud Arif Kuala Tungkal ke RSUD Surya Khairuddin Merlung, hingga kini RSUD
Daud Arif belum mendapatkan penggantinya.
Direktur RSUD Daud Arif, Sahala, sebelumnya sempat berkoar-koar
menyatakan bahwa penggantian dokter spesialis ini akan segera diatasi. Namun,
kenyataannya hingga kini, tidak hanya dokter spesialis Hemodialisa, tetapi juga
spesialis penyakit dalam dan spesialis Pediatri anak belum berhasil ditemukan.
Ironisnya, penanganan pasien cuci darah di RSUD Daud Arif terpaksa harus
dirujuk ke Jambi.
Komisi II DPRD Tanjab Barat telah melayangkan surat
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Tanjab Barat, Direktur RSUD, Dewan
Pengawas, dan Manajemen RSUD Daud Arif terkait permasalahan ini.
Salah satu rekomendasi utama dari Komisi II adalah pemerintah
daerah harus segera mengevaluasi mutasi ASN dokter spesialis Hemodialisa untuk
memastikan bahwa mutasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
mempertimbangkan sarana serta prasarana yang ada. Komisi II juga menekankan
pentingnya bertanggung jawab atas hilangnya pelayanan cuci darah di RSUD Daud
Arif yang hingga kini harus dirujuk ke Jambi.
Bupati Tanjab Barat, H. Anwar Sadat, saat dikonfirmasi usai
paripurna di DPRD, mengakui telah menerima rekomendasi tersebut dari Komisi II.
"Kami telah menyerahkan masalah ini kepada Inspektorat dan pihak
Inspektorat yang nantinya akan menyampaikan secara langsung," ujar Bupati
Anwar Sadat pada 1 Juli 2024.
Ketika ditanya mengenai apakah daerah sudah mendapatkan
dokter pengganti dan tanggapannya terhadap kinerja dewan pengawas, Bupati Anwar
Sadat mengarahkan semuanya kepada Inspektorat. "Semuanya akan ditangani
oleh Inspektorat karena mereka yang bertanggung jawab atas pengawasan internal
pemerintah. Saya khawatir memberikan jawaban yang salah," tegas Bupati.
Sementara, Sahala selaku Direktur RSUD Daud Arif yang juga dikonfirmasi
usai paripurna, belum bisa memberikan statement karena buru-buru beranjak
dengan alasan masih ada kegiatan lainnya. Begitu juga dengan Inspektur Tanjab
Barat, Encep Zarkasih, yang hingga berita ini diterbitkan belum bisa
dikonfirmasi.
Informasi dari lapangan menyebutkan bahwa beberapa hari
setelah terjadi mutasi, RSUD Daud Arif berhasil mendapatkan dokter bedah.
Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) provinsi sudah berkomitmen untuk tidak
menempatkan lagi dokter pengganti di RSUD Daud Arif, sehingga dokter bedah yang
baru ditarik kembali ke Jambi.
Situasi ini menunjukkan betapa gentingnya krisis tenaga medis
spesialis di RSUD Daud Arif, yang berdampak langsung pada pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah tersebut. Diperlukan solusi segera untuk mengatasi
kekurangan tenaga medis ini agar pelayanan kesehatan dapat kembali normal dan
optimal.
Editor: Sebri Asdian


