BEKABAR.ID, KERINCI - Peristiwa memilukan kembali mengguncang dunia kesehatan di Kabupaten Kerinci. Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun, berinisial BAI, warga Kecamatan Kayu Aro, menjadi korban dugaan malpraktik saat menjalani sunat laser. Tangis dan jerit kesakitan bocah ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, memicu kemarahan dan desakan akan keadilan.
Diketahui, bocah malang tersebut mengalami luka serius pada alat vitalnya akibat tindakan oknum tenaga kesehatan berinisial YN, yang diketahui baru lulus PPPK dan bertugas di Puskesmas Kayu Aro. Meski awalnya sempat ada perjanjian damai, pihak keluarga menyatakan bahwa pelaku mulai lepas tangan dan mengingkari komitmennya untuk bertanggung jawab atas pemulihan korban.
Menanggapi itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kerinci, Andi Yalmi, menyatakan sikap tegas dan mengecam keras praktik malpraktik yang merugikan masyarakat, khususnya anak-anak.
"Kami mengecam keras segala bentuk malpraktik yang merugikan masyarakat, apalagi terhadap anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan layanan kesehatan yang aman dan profesional," tegas Andi Yalmi kepada bekabar.id, Selasa (25/5).
Menurutnya, peristiwa memilukan yang dialami BAI mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap praktik pelayanan medis, terutama yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang belum berpengalaman. Apalagi, kata dia, pelaku diduga adalah oknum tenaga kesehatan baru lulus PPPK yang seharusnya mengedepankan standar operasional yang ketat.
"Ini bukan hanya soal teknis medis, tapi menyangkut hak dasar anak untuk mendapatkan pelayanan yang layak. Jika benar pihak terduga mulai menghindar dari tanggung jawab, maka kami mendesak agar proses hukum ditegakkan dengan adil," tambahnya.
Andi Yalmi juga mendorong instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan transparan. Ia menekankan pentingnya sanksi tegas bagi oknum pelaku serta penguatan regulasi dan pelatihan berkala bagi seluruh tenaga kesehatan, khususnya yang baru bertugas.
"Kejadian ini harus menjadi momentum pembenahan. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban karena kelalaian atau ketidaksiapan sumber daya kesehatan. Kami, dari Pemuda Muhammadiyah, akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan," pungkasnya.
Editor: Sebri Asdian