BEKABAR.ID, TANJABBARAT - Kabar mengenai rusaknya pompa
mesin air milik Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, yang biasa digunakan untuk menyedot air ke tempat penampungan bak, telah
beredar luas. Mesin yang seharusnya mendukung kesiapan damkar ini dilaporkan
tidak berfungsi selama beberapa bulan terakhir.
Kerusakan ini menimbulkan banyak
pertanyaan, terutama terkait pengelolaan anggaran pemeliharaan yang seharusnya
dikelola oleh Dinas Damkar. Beberapa pihak mempertanyakan bagaimana anggaran
pemeliharaan digunakan dan mengapa mesin ini belum diperbaiki.
"Kami perlu tahu kemana anggaran
pemeliharaan ini dialokasikan. Media harus menanyakan hal ini kepada dinas
terkait. Apakah ada anggaran tersebut? Jika ada, ke mana saja dana itu
digunakan, dan mengapa sampai sekarang mesin pompa air ini belum juga
diperbaiki?" ujar beberapa sumber kepada media.
Selain masalah pompa air, ada juga
laporan bahwa ruang istirahat petugas piket di Damkar mengalami kebocoran
parah. Saat hujan deras, ruangan ini sering tergenang air, menambah daftar
masalah yang perlu segera diatasi.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang
Petugas dan Sarana Prasarana Dinas Damkar, H. Fahmi, mengaku tidak mengetahui
detail anggaran pemeliharaan. "Kami hanya fokus pada pekerjaan, soal
anggaran ada di bidang Sekretariat. Silakan tanyakan langsung ke mereka untuk
informasi lebih jelas," ujarnya saat ditemui di kantornya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas
Damkar, Zul, belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar. Namun, Hendri,
Bendahara Keuangan Dinas Damkar, menjelaskan bahwa mesin tersebut sudah hampir
lima kali diperbaiki dan rencananya akan diperbaiki lagi minggu depan. Hendri
juga memastikan bahwa dana pemeliharaan memang ada, dan sudah digunakan sesuai
kebutuhan.
Ditanya apakah dana pemeliharaan saat
ini sudah habis, Hendri menegaskan bahwa dirinya tidak bisa memberikan jawaban
pasti karena baru ditunjuk sebagai bendahara selama setahun terakhir.
"Saya baru ditugaskan dan masih belajar tentang hal ini. Tapi untuk urusan
di lapangan, saya sering turun langsung bersama mekanik Damkar. Dana
pemeliharaannya menggunakan sistem upah harian," jelasnya.
Terkait anggaran pemeliharaan ruang
petugas yang bocor, Hendri menambahkan bahwa anggaran tersebut tidak hanya
digunakan untuk markas utama, tetapi juga untuk pos-pos Damkar di kecamatan
lain seperti Merlung dan Tungkal Ulu. "Anggaran ini dibagi-bagi untuk
pemeliharaan di masing-masing pos. Pemeliharaannya bersifat minor, seperti
pengecatan dan perbaikan kecil lainnya," tuturnya.
Mengenai besar total anggaran
pemeliharaan, Hendri kembali mengaku tidak tahu karena tugasnya hanya sebagai
juru bayar. "Untuk hal ini, lebih baik tanyakan kepada Bu Isa yang lebih
paham, karena beliau yang biasa mengurus dan mengeluarkan SPJ-nya,"
tutupnya.
Sementara itu, terkait mesin air yang
rusak, Hendri menambahkan bahwa untuk sementara waktu, air diambil dari kantor
Samsat, dan bak penampungan di markas sudah kembali terisi penuh.
Editor: Sebri Asdian