Skandal Asusila Anggota Dewan Batang Hari, Nama Baik Partai Besutan Prabowo di Tangan Sutan Adil, Berani Pecat atau Tetap Dirawat?

Skandal Asusila Anggota Dewan Batang Hari, Nama Baik Partai Besutan Prabowo di Tangan Sutan Adil, Berani Pecat atau Tetap Dirawat?

BEKABAR.ID, JAMBI - Skandal yang menimpa Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Batanghari, Jambi, berinisial MD, kembali menyeruak ke ruang publik.

Kasus penggerebekan terhadap MD yang juga anggota DPRD Batanghari itu, sempat mengguncang jagat politik daerah sejak pertama kali mencuat pada 30 Juli 2025 lalu.

Peristiwa bermula ketika warga setempat mendapati MD tengah berduaan dengan seorang perempuan berinisial RM, yang diduga kekasih gelapnya, di sebuah rumah di kawasan Perumahan Mitranda Dua, RT 24, Kelurahan Teratai, Muara Bulian.

Keduanya kemudian diamankan warga dan dibawa ke Kantor Satpol PP untuk proses lebih lanjut.

Di hadapan petugas, MD berkilah bahwa kehadirannya di rumah RM hanya untuk urusan pekerjaan, terkait masalah pajak. Namun penjelasan itu justru menimbulkan tanda tanya, sebab warga mengaku telah lama mencurigai adanya hubungan khusus antara keduanya. “Rumah itu sering tertutup rapat setiap kali mereka datang berdua,” ujar salah satu warga, yang menjadi saksi penggerebekan.

Kendati sempat disebut telah diselesaikan secara damai melalui jalur musyawarah adat, kasus ini belum benar-benar tenggelam. Justru sebaliknya, menjadi perbincangan hangat di tengah publik dan aktivis Jambi yang menyoroti sikap DPD Gerindra Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan Sutan Adil Hendra (SAH).

Aktivis Jambi, Fadil, menilai SAH belum menunjukkan ketegasan sebagaimana yang diharapkan publik dan konstituen Gerindra. Menurutnya, sebagai Ketua DPD sekaligus figur senior partai besutan Presiden RI Prabowo Subianto, SAH seharusnya tidak menutup mata terhadap perilaku kader yang mencoreng marwah partai.

“Berhembus kabar yang tidak sedap di Kabupaten Batanghari. Seorang Ketua DPC yang juga anggota DPRD diduga berbuat asusila. Apa kabar Ketua DPD Gerindra Jambi? Berani nggak mengambil sikap tegas terhadap MD?” tegas Fadil, Sabtu (18/10).

Fadil menilai, tindakan MD bukan sekadar persoalan pribadi, tetapi sudah merusak citra partai yang selama ini dikenal tegas, nasionalis, dan berdisiplin tinggi.

“Perbuatan Ketua DPC Batanghari ini jelas mencoreng nama baik Partai Gerindra, partai besar, partai pemenang pemilu, dan partai yang kini dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sudah sewajarnya DPD mengambil langkah tegas, bahkan mencopot keanggotaannya jika terbukti melanggar etika dan moral partai,” lanjutnya.

Diketahui, peristiwa penggerebekan MD terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Warga yang curiga telah lebih dulu memantau gerak-gerik di rumah RM selama hampir satu jam sebelum akhirnya melakukan pengepungan.

Begitu pintu didobrak, keduanya ditemukan sedang berada di dalam rumah tanpa didampingi siapa pun.

Setelah diamankan ke Kantor Satpol PP, MD bersikeras menyebut pertemuannya dengan RM adalah untuk kepentingan urusan kerja. Namun, tidak ada penjelasan detail yang memperkuat klaim tersebut.

Perkara ini kemudian tidak diteruskan ke ranah hukum, melainkan diselesaikan secara musyawarah bersama perangkat RT, tokoh masyarakat, dan perwakilan adat setempat. Kendati demikian, citra Partai Gerindra di daerah terlanjur tercoreng, terlebih mengingat posisi MD yang menjabat sebagai Ketua DPC sekaligus anggota legislatif aktif.

Kini publik menunggu langkah Sutan Adil Hendra, Ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi, untuk membuktikan komitmen partai terhadap disiplin dan moral kader.

Apakah nama besar Partai Gerindra akan tetap dijaga dengan ketegasan, atau justru dibiarkan tercoreng oleh ulah segelintir oknum di daerah?

Satu hal yang pasti, dalam politik, diam pun bisa menjadi sikap dan publik sedang menunggu sikap tegas itu.

Editor: Sebri Asdian