Usulan Bupati Monadi Soal Percepatan Pembangunan RS Tipe C Kerinci Direspon Langsung Menkes: 2026 Kita Laksanakan

Usulan Bupati Monadi Soal Percepatan Pembangunan RS Tipe C Kerinci Direspon Langsung Menkes: 2026 Kita Laksanakan

BEKABAR.ID, KERINCI — Kabar baik datang dari dunia kesehatan Kabupaten Kerinci. Usulan percepatan pembangunan Rumah Sakit Tipe C Kerinci tahun 2026 yang disampaikan langsung oleh Bupati Kerinci Monadi Murasman, mendapat respon positif dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.

Momen penting itu terjadi saat Konferensi Pers Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner Perdana (Bypass) di RSUD Raden Mattaher Jambi, Jumat (31/10/2025). Acara bersejarah tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jambi Al Haris, para Bupati dan Walikota se-Provinsi Jambi, serta jajaran Kementerian Kesehatan RI.

Dalam kesempatan itu, Bupati Monadi secara khusus menyampaikan aspirasi masyarakat Kerinci mengenai kebutuhan rumah sakit rujukan yang lebih memadai di daerah pegunungan tersebut. Menurutnya, masyarakat Kerinci selama ini masih bergantung pada rumah sakit di Sungai Penuh atau bahkan harus dirujuk ke luar kabupaten untuk mendapatkan layanan spesialis.

“Sudah saatnya Kerinci memiliki rumah sakit tipe C yang representatif, agar masyarakat kami tidak lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk berobat. Kami siap mendukung penuh program prioritas kesehatan nasional dan berharap pembangunan bisa dimulai tahun 2026,” ujar Bupati Monadi di hadapan Menteri Kesehatan dan jajaran pejabat lainnya.

Menanggapi usulan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sinyal kuat bahwa pemerintah pusat akan menindaklanjuti rencana itu. Dengan tegas, ia menyatakan “2026 kita laksanakan.”

Pernyataan singkat itu sontak disambut positif oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Kerinci dan para tamu undangan yang hadir.

Menkes menegaskan, percepatan pembangunan layanan kesehatan di daerah menjadi prioritas nasional. Ia menyoroti pentingnya pemerataan fasilitas medis agar masyarakat di luar kota besar bisa memperoleh layanan kesehatan yang cepat dan berkualitas.

“Khusus untuk jantung dan stroke, kalau cepat ditangani masih bisa diselamatkan. Karena itu, Kemenkes akan membagi CT Scan dan alat kemoterapi kanker ke setiap daerah agar pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar provinsi,” ujar Menkes Budi.

Ia juga menyoroti ketimpangan tenaga medis yang masih menjadi kendala klasik. Banyak dokter spesialis yang setelah menempuh pendidikan justru direkrut oleh rumah sakit besar di ibu kota. Untuk mengatasi hal itu, Kemenkes berencana membuka 500 rumah sakit pendidikan di daerah, termasuk di tingkat provinsi dan kabupaten.

“Kita ingin anak-anak muda Jambi bisa belajar dan berkarier di sini. Jangan sampai potensi lokal terserap semua ke Jakarta,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris menyampaikan apresiasi atas perhatian besar pemerintah pusat terhadap peningkatan fasilitas kesehatan di Jambi.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Menteri. Setiap tahun ada lebih dari 700 kasus penyakit jantung di Jambi, dan alat yang diberikan ini sangat membantu,” ujarnya.

Al Haris juga mengungkapkan bahwa pada Desember mendatang, RSUD Raden Mattaher akan melaksanakan transplantasi ginjal pertama di Jambi, sebuah lompatan besar bagi dunia medis daerah.

Senada dengan itu, Direktur RSUD Raden Mattaher Jambi, dr. Herlambang, mengaku bangga atas keberhasilan operasi bypass perdana tersebut.

“Alhamdulillah operasi berjalan lancar tanpa kendala. Ini bukti bahwa SDM kita mampu, dan kami siap terus meningkatkan pelayanan kesehatan di Jambi,” tukasnya.

Editor: Sebri Asdian